Jumat, 12 Agustus 2016



SALAMAN DALAM BINGKAI SEJARAH  PERTUMBUHAN


( Foto  Markoes N.N. )
Salaman  adalah salah satu dari kecamatan  di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Wilayah Kecamatan Salaman terdiri dari daerah pegunungan dan lembah yang cukup subur, sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Kajoran di , kecamatan Tempuran dan Borobudur di sebelah Timur, berbatasan dengan  proinsi Daaerah Istimewa  Yogyakarta di sebelah Selatan, dan Kabupaten Purworejo di sebelah Barat. Pada bagian ini terbentang jajaran bukit Menoreh, yang tegar menjulang, memiliki Pesona alam yang indah, sekaligus memiliki beragam mitos dan legenda yang sangat melekat di sanubari rakyat.

Puncak yang menjulang tinggi itu, gagah menjulang menjadi  latar belakang setting daerah  Salaman. Sebelah utara terdapat pegunungan Sikapat dan Giyanti yang menyambung dengan kaki Gunung Sumbing.
Daerah ini  terletak sekitar 17 km di sebelah selatan Kota Magelang, Dari Kota Mungkid Ibukota Kabupaten  jaraknya 15 km  dan 48 km dari Yogyakarta. Salaman terletak pada jalur penghubung kota Semarang-Purworejo-Cilacap-Bandung (lewat Jalur Selatan)dan Purwokerto-Kebumen-Borobudur-Muntilan. Gerbang memasuki Kabupaten Magelang dari arah barat selatan. Dahulu Salaman adalah ibukota  Kawedanan Salaman, yang wilayahnya meliputi : Kecamatan Salaman, Kecamatan Borobudur, Kecamatan Tempuran, dan Kecamatan Kajoran. Setelah itu dikenal sebagai daerah pembantu bupati Magelang Wilayah Salaman sampai tahun 1999.
( Foto  Lantip Wratsangka )
Dari lembah dataran yang lebih rendah mengalir sungai sungai yang bermata air di pegunungan dan bukit bukit setempat.  Dengan Kali Tangsi yang berhulu di Kecamatan Kaliangkrik mengalir ke Borobudur bertemu dengan Sungai progo..di Desa Wringinputih. Kali Tangsi ini memiliki anak sungai yaitu Kali Kluban, Kali Caren , Kali Sabrang yang berhulu di pegunungan Menoreh. Kali Mrawu yang berhulu di pegunungan Sikapat. Anak Kali itu memiliki puluhan anak kali yang mengalir di desa desa. Dari Kali Tangsi  pada tahun 1900 dibangun Bendungan Krasak yang mengalirkan saluran Irigasi yang melintasi Lereng pegunungan Menoreh, melintasi Desa Krasak, Sriwedari, Kalisalak, Menoreh sampai ke Borobudur.  Sedangkan Bendungan  Drojogan Sriwedari mengalir saluran Irigasi yang mengalir  melewati Desa Kebonrejo, Sidomulyo sampai kecamatan  Tempuran. Saluran irigasi ini terbagi dari Induk, primer dan tersier. Mengalir ke sawah sawah  penduduk, sehingga bisa menghasilkan padi dengan  rutin setiap tahunnya.


(saluran irigasi sekunder yang mengalir dengan membendung Kali Tangsi )
RT Danoeningrat bupati Magelang ke 2 

Sarana transportasi jalan raya telah terbangun sejak jaman colonial belanda dahulu.  Menurut  prasasti di Tugu Bener Krajan , Bener  Purworejo. Jalan raya yang menghubungkan Salaman Purworejo itu terbangun tahun 1845-1850 saat bupati Purworejo di jabat R.Adiate Tjokronagara I dan Bupati Magelang di jabat oleh Raden Tumenggung Aria Danuningrat III. Sedangkan jalan dari Salaman ke Magelang besar kemungkinan sudah ada jauh sebelum perang Diponegoro, mengingat pada waktu itu Salaman adalah wilayah dari Distrikten Menoreh dalam Regentschappen Magelang. Menurut prasasti Jembatan Kali Tangsi di perbatasan dengan Desa Sidomulyo didapat bahwa jembatan itu dibangun oleh Raden Adipate Aria Danoeningrat regent van Magelang tahun 1870.
( Jembatan Kali Tangsi sebelum dilebarkan tahun 2016 ..salah satu dinidngnya ada prasasti RAA Danoeningrat regent van Magelang 1870)



( Foto  Anas Nur Saiful Aziz)
        Dengan transportasi tersebut, menjadikan Salaman adalah jalur yang cukup ramai selama 24 jam. Sampai pada tahun 1990 an setiap  pagi penulis menjumpai armada truck membawa  industry dari Cilacap, purwokerto ke Semarang. Memasuki millineum baru kepadatan arus lalulintas semakin terasa.  lebih Kecamatan Tempuran ditetapkan sebagai satu kawasan industri untuk Kab Magelang. Angkutan untuk kepentingan industri semakin padat dan rapat. Semakin tahun arus lalu lintas semakin ramai dan padat.
Sejak lama sebenarnya masyarakat sudah merindukan tentang adanya pelebaran jalan. Secara psikologis  itu sudah disiapkan sejak tahun 1972. Maka pada waktu itu, masyarakat yang memiliki rumah di pinggir jalan  ramai ramai membongkar bangunan/mengepras sehingga sesuai dengan aturan dari as jalan 10 meter. Tahun 1972 di Salaman  trotoar yang menghubungkan pasar dan rumah sakit  pembantu. Dan ruas di depan Kawedanan Salaman. Kemudian dilanjutkan pada tahun 1985 dilanjutkan pembangunan trotoar di Kota Salama


Salaman dalam kenangan masa lalu.


( Foto tahun 1956  ketika Lulusan S M P  Kusuma Salaman    Alm  Bpk Wilarso dan Kawan Kawan..


Kedatangan Inggris  di Pulau jawa sudah diperkirakan oleh  pemerintah  colonial  Belanda. Dengan menugaskan Herman William Daendels sebagai gubernur  jenderal dengan maksud mengantisipasi Pulau Jawa direbut Inggris dari  Belanda. Walaupun pada akhirnya  Inggris akhirnya menguasai juga Pulau Jawa sebagai bagian dari jajahannya. Kedatangan Inggris di Pulau  Jawa mendapatkan pertentangan dari Sultan Hamengkubuwono II, yang akhirnya berakibat hilanganya wilayah Kedu sebagai bagian dari wilayah Negara agung Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta.  Setelah merebut wilayah  Kedu  Sir Stamford  Rafles mengangkat Angabehi Danoekromo dari  keturunan Basyaiban  dan Keluarga Patih Danuredjo Yogyakarta sebagai bupati Magelang.            Kabupaten Magelang dibentuk dengan mengangkat Angabehi Danoekromo menjadi bupati dengan gelar Raden Adipate Danuningrat . Sebagai ibukota dipilih Magelang. Wilayah yang membentang diantara Sungai  Progo dan Sungai Elo. Sebuah desa di antara Gelangan dan Mateseh, yang dikenal dengan nama Kebon Dalem. Kabupaten Magelang terbentuk dengan wilayah meliputi 7 dristrik yaitu1.      Probolinggo  2, Ngasiinan 3. Balak ( Candimulyo ) 4. Menoreh  ( Salaman ) 5. Bandongan 6. Remame ( Jumoyo Salam ) dan  7. Magelang.
Alumni SMP Kusuma / Salaman  1953 pertama kali
di Bunderan Salaman  tahun 1956

 Sumber lain mengatakan bahwa sebelum Kabupatern Magelang terbentuk di Kedu sudah ada Kabupaten Menoreh yang wilayah meliputi antara Pegunungan Menoreh , Gunung Sumbing dan Prahu, beribukota di Parakan dengan Bupati terakhir adalah R.Ng Djojonegoro ( Besluit Komisaris Jenderal Hindia Belanda no 11 Tgl 7 April 1826 ) . Kisah kabupaten Menoreh berakhir setelah Perang Diponegoro ibukota dipindah ke Temanggung pada tgl 13 Sept 1834.            Pada tahuun 1816 ketika wilayah Kedu dikembalikan kepada Belanda dengan demikian wilayah Kedu bukan lagi wilayah Vorstenladen  ( kerajaan Yogyakarta ) melainkan wilayah governemen Hindia Belanda.  Setelah tahun 1845 Distrikeen Menoreh di Regenchappen Magelang meliputi  onderdistrikten Menoreh, Sadegan, Borobudur dan Kaliaboe ) .            Menoreh saat ini adalah salah satu Desa dengan wilayah yang luas di Kecamatan Salaman. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Salaman pada masa Hindia Belanda dikenal dengan nama Dsitrik Menoreh. Menurut cerita orang orang tua pada atahun 1980 an..”dahulu dikenal Menoreh daripada Salaman.”Bahkan sampai saat ini kalau ketemu dengan orang dari daerah Muntilan dan Salam  ketika ditanya aslinya darimana, kemudian saya menjawab  Salaman, mereka akan menegaskan Salaman Menoreh). Sampai saat ini di dusun Kamal, Juru Sawah, Alun Alun , Beteng Desa Menoreh menunjukan bekas bekas sebagai sebuah kota kuno pada masa lalu. Hal ini terlihat dari struktur jalan raya yang membelah desa. Rumah rumah penduduk masih terdapat dengan struktur bangunan kuno dan berusia lebih dari seratus tahun.          

  Tidak diketahui secara pasti Dsitrik Menoreh berganti nama menjadi Distrik Salaman, besar kemungkinan setelah desa Salaman dibangun berbagai infrastruktur oleh Belanda sebagai penunjang sebuah Kota distrik yaitu Gedung dan Pendopo Kawedanan Salaman  ( dirobohkan tahun 2003 ) Pasar, Sekolahan  ( Veervolkschool Sekarang SD Salaman 1), Gudang Garam, sebelah barat Pegadaian, Gedung Pegadaian, Masjid Besar Kauman, Gedung Telefon,Telegram dan bangunan lama polsek Salaman.  Karena di Salaman juga terdapat pertigaan tiga ruas jalan yang menghubungkan Salaman Purworejo, Borobudur dan Magelang.            Di Menoreh pulalah dahulu Belanda membangun beteng bagian dari strategis Beteng Stelsel dalam menghadapi Perang Diponegoro. Bahkan berakhirnya perang Diponegoro yang legendaris itu dimulai dari Perundingan Menoreh sebelum ditipu olehBelanda di Karesidenan Magelang

SD Beteng Menoreh didirikan di bekas beteng Belanda
Kantor Pengairan di Jln Diponegoro/ Sudirman Juru Sawah
Menoreh Salaman. Masyarakat menyebutnya Nggedong
karena merupakan bangunan gedong 
Pegadaian Salaman di Jln P Diponegoro Salaman kampung
sekitarnya di sebut dengan  Kampung Gadean.
Rumah Dinas Beherder yang dialihfungsikan 



















Selasa, 02 Agustus 2016

Puncak Puncak Menoreh Tegar Perkasa Menjulang


Puncak Puncak Menoreh Tegar Perkasa Menjulang.



Ketika aku masih tinggal disana......di kampung halaman....Kauman Salaman Magelang....gunung itu...ya...walau lebih tepat di sebut pegunungan. Pegunung Menoreh....Aku telah akrab memandangnya sejak masih kecil, bocah......sekilas tampak biasa saja. Mungkin karena setiap hari tidak pernah lepas dari pandangan mata. Tidak ada yang istimewa....cuma sepintas aku lihat dari Buku Cerita Silat milik bapakku yaitu Api Di Bukit Menoreh..yang tipak bulan pasti tidak dilewatkan. Namun kini, setelah cukup lama tinggal di Jakarta. Berpacu dalam berbagai kesibukan pekerjaanku....puncak puncak itu menjadi tampak istimewa.Nampak penuh keindahan, keagungan dan menyiman banyak pesona yang terpancar. Ada torehan kenangan, saksi akan berbagai peristiwa. Dan tentukan saksi akan banyak perubahan perubahan yang ada di lembah lembahnya...Puncak puncak itu mengingatkanku akan masa masa lalu yang sangat terkesan dan indah untuk dikenang.

Masa kecilku dulu.....
sering menatap dalam cerahnya siang bersama sama teman sepermainanku....
aneka khayalan,,,lamaunan dan misteri mencoba untuk di urai dengan nalar pikir anak anak.
Sejuta pernyataan sering terlontar di antara kami anak anak kecil itu.....di tahun 1980 an...
Dan apabila dikenang akan menjadi lucu....salah satu dari pertanyaan itu.....Kalau Gunung Banyak Angkrem itu meletus ...derr,,,,,tentu magma meleleh....mengenai rumah rumah dibawah itu ya... Dan tentunya tidak pernah berpikir akan Gunung Banyak Angkrem ( salah satu puncak di Menoreh Salaman ) itu bukan termasuk gunung vulkanik aktif
Alam pikiranku yang masih bocah kecil dulu,menduga kalau gunung gunung itu, terbuat dari tumpukan pasir, seperti tumpukan pasir merapi yang sering kulihat...karena berwarna kebiruaan
Ketika menginjak SD kelas 4-6 , bapak sering mengajakku bersama dengan adikku dan sepupu dari Semarang yang berlibur dengan beberapa teman teman sepermainan haiking . Dengan tempat tempat yang dikunjungi seperti pinusan, watu lawang dsbnya. Hanya puncak Banyak Angkrem yang belum pernah ke sana. Ketika melintas ke desa desa itu, tidak jarang melintasi rumah rumah relasi dan kenalan dagang bapak. Mereka dengan senang hati mempersilahkan singgah, dan lengkap dengan jamuan sederhana. Seperti air kelapa muda , buah buah dan sebagainya.
Atau sering kali puncak puncak itu akan menjadi pertanda keadaan cuaca hari itu.
Alm Bapak Emanuel Wilarso...orang tuaku....akan selalu melihat puncak puncak itu dipagi hari.Kalau puncak puncak itu berselimut kabut maka siang atau sore hari akan hujan dan sepanjang hari tidak ada panas mentari. Dan memang benar adanya pada saat itu......


Masih banyak cerita cerita yang terkandung didalamnya.....
Entah itu bernuanasa horor,hantu dan sebagainya . Dan tentunya juga cerita cerita tentang perjuangan Pangeran Diponegoro dan pasukannya.....tempat gerilnya ketika Agresi Militer Belanda Ke 2 tahun 1948-1949.  Salaman sempat diduduki oleh Belanda dan kemudian TNI memilih minggir ke perbukitan Menoreh. Mereng mereka bergerilya menelusuri lereng lereng terjang. Melintasi pedesaan  antar daerah.


Perbukitan Menoreh itu menjadi landshap dari Kota Kecilku ..Kota Kecamatan Salaman....dari arah Magelang akan terlihat jelas dan semakin jelas ketika berada di Salaman....menjadi pagar yang indah dan abadi. Perubahan demi perubahan, pergolakan demi pergolakan,peristiwa demi peristiwa yang ada di lembahnya telah disaksikan selama berabad abad.