GEDUNG
POLSEK LAMA
“SAKSI
SEJARAH PERJUANGAN DI SALAMAN”
(Siswi
SD Salaman 1 berfoto di depan Kantor Polisi Salaman tahun 1974 bersama Bu
Susilah dan Bpk Petrus Dalmoekri)
Setelah reoraganisasi Karesidenan Kedu Bagelen pada 1 Agustus 1901 , Salaman di tetapkan sebagai
ibukota Distrik Salaman Regentchap
Magelang mengantikan Menoreh. Penetapan ini bersamaan dengan Muntilan mengantikan Probolinggo, Salam mengantikan
Remame, Grabag mengantikan Ngasinan,
Tegalrejo mengantikan Balak . Pertimbangan Salaman
mengantikan Menoreh adalah letaknya yang strategis, di persimpangan jalan
antara Borobudur, Magelang dan Purworejo.
Sebagai Ibukota distrik, Salaman dibangun sarana
prasarana penunjang seperti Pendopo Kawedanan, Sekolah, Masjid Besar,
Pegadaian, Gudang Garam dan Candu, Kantor Telephone dan Telegram, Kantor Pos,
Klinik, Bank, dan lain sebagainya. Salah satu bangunan yang masih utuh tersebut
adalah Bangunan Lama Polsek Salaman. Untuk dikatakan sebagai gedung kurang
tepat karena, isitlah gedung menunjukan bangunan dari batu atau permanen.
Bangunan Polsek lama Salaman ini,termasuk bangunan lama
yang terbuat dari kayu jati kualitas atas dan katagori bangunan langka. Namun apakah sudah termasuk
Bagunan Cagar Budaya atau belum itu yang belum ada datanya. Untuk wilayah
kabupaten Magelang,mungkin ini adalah satu satunya yang masih ada dan berdiri
digunakan untuk aktivitas kegiatan. Terletak di RT 001 RW 012 Dusun Kauman
Salaman Magelang, sebelah selatan bunderan Salaman Magelang.
Soewito
Haryoko kelak jadi Brigjen
Bangunan terbuat dari kayu, kontruksi panggung denah
bujur sangkar ini dengan atap model limas, terdiri dari enam ruangan sebelah
menyebelah. Terbagi menjadi tiga bagian ruang depan tengah dan teras belakang.
Antara ruang kanan dan kiri memiliki ukuran dan bentuk yang sama dan masing
masing terhubung dengan pintu kecil. Untuk ventilasi udara masing masing
ruangan memiliki jendela ukuran besar dengan daun jendela kupu tarung model
krepyak dan jendela kaca bagian dalam.
Dua kamar di tengah, sebelah menyebelah memiliki ukuran
besar 5 x 5 Meter, dengan pintu masuk di tengah dan jendela besar. Ruangan
tersebut terhubung pintu kecil dengan ruangan di samping kanan dan kiri.
Ruangan sebelah barat terdapat perombakan jendela loket untuk pelayanan umum
masyarakat, ketika digunakan sebagai Kantor Polisi Sektor Salaman.
Pada
masa lalu bangunan ini tepat berada di tengah tengah pekarangan yang memiliki
luas 1 ha, berdampingan dengan SD Salaman 1 yang berbataskan jalan kampung.
Sebelah barat daya terdapat bangunan kecil permanen, pernah digunakan sebagai
Kantor telephone dan telegram. Bagian timur bangunan terdapat dua barak
bangunan yang digunakan sebagai asrama polisi, dan sekarang bangunan lama itu
sudah dirobohkan dan dibangunan asrama Koramil. Pada masa lalu dua barak
tersebut digunakan sebagai markas Hisbullah dan BKR.
Sedangkan
halaman belakang terdapat sumur, dan kebun kosong yang ditanami buah buahan .
Pada masa lalu terdapat sarana MCK, kolam ikan dan gudang dari bangunan kayu berdindingkan
gedhek bambu . Untuk kolam ikan airnya mengambil dari saluran irigasi depan
Polsek nanum, dialirkan melalui saluran kecil dari samping barat SD Salaman 1.
Sekeliling pekarangan berpagarkan kawat berduri dengan setiap sudutnya terdapat
tugu tembok sebagai pembatas pekarangan. Namun tugu pembatas tersebut telah
hilang .
Pada
Bulan Agustus 1945, di bangunan ini dibentuk Badan Keamanan Rakyat dengan
pemimpin Soewito Haryoko mantan Syodanco
PETA dari Dai ici Daidan Kedu Syu di Gombong , yang berasal dari Tempuran.
Kemudian
berubah menjadi Tentara Republik Indonesia berdasarkan Penetapan Pemerintah No
4/SD th 1946 . BKR Salaman ini dalam
perkembangan menjadi Batalyon IV dengan
Komandan Mayor Soewito Harjoko dan
Komandan Bawahan Mayor Hoesen , menjadi Bagian Resimen 19 /Tentara Republik
Indonesia di Magelang dengan komandan Let Kol Sarbini
Pada tanggal 22 Desember 1948 Tentara NICA Brigade W menduduki Salaman
dalam perjalanan ke Magelang, bangunan ini dikuasi oleh Kompi Letnan Van Tinnen
untuk menduduki dan menguasai Salaman sebagai Kota Distrik. Selama digunakan
sebagai markas tentara NICA , bangunan ini setiap malam selalu mendapatkan
serangan dari gerilayawan TNI dan rakyat setempat. Setelah penarikan mundur tentara NICA sebagai
tindak lanjut dari pengakuan kedaulatan Republik Indonesia. Bangunan ini
kemudian digunakan sebagai Kantor Polisi Sektor Salaman. Sedangkan halamannya
seriing digunakan untuk aktifitas masyarakat, seperti olahraga volley, pentas seni dalam rangka
Hari Bhayangkara dan 17 Agustus.
Setelah
dibangun bangunan baru sebagai Kantor Polsek Salaman didepannya, maka banguan
lam itu digunakan untuk Pramuka Saka Bhayangkara. Bangunan yang selalu
diperbaharui cat nya untuk beberapa periode ini, masih memiliki keaslian 80 %, perubahan penambahan bentuk jendela dan dinding hanya
sekedar untuk kepentingan pelayanan masyarakat sewaktu digunakan untuk polisi. ( Jusup Adji Nugroho )
ruang tengah sebelah timur |
bangunan dari arah timur |
kontruksi panggung |