Jumat, 03 Januari 2020


GEDUNG POLSEK LAMA
“SAKSI SEJARAH PERJUANGAN  DI SALAMAN”




(Siswi SD Salaman 1 berfoto di depan Kantor Polisi Salaman tahun 1974 bersama Bu Susilah dan Bpk Petrus Dalmoekri)

            Setelah reoraganisasi Karesidenan Kedu Bagelen pada  1 Agustus 1901 , Salaman di tetapkan sebagai ibukota Distrik Salaman  Regentchap Magelang mengantikan Menoreh. Penetapan ini bersamaan dengan Muntilan mengantikan Probolinggo,  Salam mengantikan Remame, Grabag mengantikan Ngasinan, Tegalrejo mengantikan Balak . Pertimbangan Salaman mengantikan Menoreh adalah letaknya yang strategis, di persimpangan jalan antara Borobudur, Magelang dan Purworejo.
            Sebagai Ibukota distrik, Salaman dibangun sarana prasarana penunjang seperti Pendopo Kawedanan, Sekolah, Masjid Besar, Pegadaian, Gudang Garam dan Candu, Kantor Telephone dan Telegram, Kantor Pos, Klinik, Bank, dan lain sebagainya. Salah satu bangunan yang masih utuh tersebut adalah Bangunan Lama Polsek Salaman. Untuk dikatakan sebagai gedung kurang tepat karena, isitlah gedung menunjukan bangunan dari batu atau permanen.
            Bangunan Polsek lama Salaman ini,termasuk bangunan lama yang terbuat dari kayu jati kualitas atas dan katagori  bangunan langka. Namun apakah sudah termasuk Bagunan Cagar Budaya atau belum itu yang belum ada datanya. Untuk wilayah kabupaten Magelang,mungkin ini adalah satu satunya yang masih ada dan berdiri digunakan untuk aktivitas kegiatan. Terletak di RT 001 RW 012 Dusun Kauman Salaman Magelang, sebelah selatan bunderan Salaman Magelang.
Soewito Haryoko kelak jadi Brigjen
            Bangunan terbuat dari kayu, kontruksi panggung denah bujur sangkar ini dengan atap model limas, terdiri dari enam ruangan sebelah menyebelah. Terbagi menjadi tiga bagian ruang depan tengah dan teras belakang. Antara ruang kanan dan kiri memiliki ukuran dan bentuk yang sama dan masing masing terhubung dengan pintu kecil. Untuk ventilasi udara masing masing ruangan memiliki jendela ukuran besar dengan daun jendela kupu tarung model krepyak dan jendela kaca bagian dalam.
            Dua kamar di tengah, sebelah menyebelah memiliki ukuran besar 5 x 5 Meter, dengan pintu masuk di tengah dan jendela besar. Ruangan tersebut terhubung pintu kecil dengan ruangan di samping kanan dan kiri. Ruangan sebelah barat terdapat perombakan jendela loket untuk pelayanan umum masyarakat, ketika digunakan sebagai Kantor Polisi Sektor Salaman.
Pada masa lalu bangunan ini tepat berada di tengah tengah pekarangan yang memiliki luas 1 ha, berdampingan dengan SD Salaman 1 yang berbataskan jalan kampung. Sebelah barat daya terdapat bangunan kecil permanen, pernah digunakan sebagai Kantor telephone dan telegram. Bagian timur bangunan terdapat dua barak bangunan yang digunakan sebagai asrama polisi, dan sekarang bangunan lama itu sudah dirobohkan dan dibangunan asrama Koramil. Pada masa lalu dua barak tersebut digunakan sebagai markas Hisbullah dan BKR.
Sedangkan halaman belakang terdapat sumur, dan kebun kosong yang ditanami buah buahan . Pada masa lalu terdapat sarana MCK, kolam ikan dan gudang dari bangunan kayu berdindingkan gedhek bambu . Untuk kolam ikan airnya mengambil dari saluran irigasi depan Polsek nanum, dialirkan melalui saluran kecil dari samping barat SD Salaman 1. Sekeliling pekarangan berpagarkan kawat berduri dengan setiap sudutnya terdapat tugu tembok sebagai pembatas pekarangan. Namun tugu pembatas tersebut telah hilang .
Pada Bulan Agustus 1945, di bangunan ini dibentuk Badan Keamanan Rakyat dengan pemimpin Soewito Haryoko  mantan Syodanco PETA dari Dai ici Daidan Kedu Syu di Gombong , yang berasal dari Tempuran. Kemudian berubah menjadi Tentara Republik Indonesia berdasarkan Penetapan Pemerintah No 4/SD th 1946 .  BKR Salaman ini dalam perkembangan menjadi Batalyon IV  dengan Komandan Mayor Soewito Harjoko  dan Komandan Bawahan Mayor Hoesen , menjadi Bagian Resimen 19 /Tentara Republik Indonesia di Magelang dengan komandan Let Kol Sarbini
 Pada tanggal 22 Desember 1948  Tentara NICA Brigade W menduduki Salaman dalam perjalanan ke Magelang, bangunan ini dikuasi oleh Kompi Letnan Van Tinnen untuk menduduki dan menguasai Salaman sebagai Kota Distrik. Selama digunakan sebagai markas tentara NICA , bangunan ini setiap malam selalu mendapatkan serangan dari gerilayawan TNI dan rakyat setempat.  Setelah penarikan mundur tentara NICA sebagai tindak lanjut dari pengakuan kedaulatan Republik Indonesia. Bangunan ini kemudian digunakan sebagai Kantor Polisi Sektor Salaman. Sedangkan halamannya seriing digunakan untuk aktifitas masyarakat, seperti  olahraga volley, pentas seni dalam rangka Hari Bhayangkara dan 17 Agustus.
Setelah dibangun bangunan baru sebagai Kantor Polsek Salaman didepannya, maka banguan lam itu digunakan untuk Pramuka Saka Bhayangkara. Bangunan yang selalu diperbaharui cat nya untuk beberapa periode ini, masih memiliki keaslian  80 %, perubahan  penambahan bentuk jendela dan dinding hanya sekedar untuk kepentingan pelayanan masyarakat sewaktu digunakan untuk polisi. ( Jusup Adji Nugroho )
 
kamar sebelah timur di beranda belakang




ruang tengah sebelah timur

bangunan dari arah timur

kontruksi panggung


Tidak ada komentar:

Posting Komentar